Selasa, 02 Desember 2014

Kasus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai contoh, fairness bisa berupa perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas; transparency menunjuk pada penyajian laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu; sedangkan accountability diwujudkan dalam bentuk fungsi dan kewenangan RUPS, komisaris, dan direksi yang harus dipertanggung jawabkan.
Sementara itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders-driven karena lebih mengutamakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders perusahaan bisa mencakup karyawan beserta keluarganya, pelanggan, pemasok, komunitas setempat, dan masyarakat luas, termasuk pemerintah selaku regulator. Di sini, perusahaan bukan saja dituntut mampu menciptakan nilai tambah (value added) produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, melainkan pula harus sanggup memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya itu (Supomo, 2004).
Namun demikian, prinsip good corporate governance jangan diartikan secara sempit. Artinya, tidak sekadar mengedepankan kredo beneficience (do good principle), melainkan pula nonmaleficience (do no-harm principle) (Nugroho, 2006).
Perusahaan yang hanya mengedepankan benificience cenderung merasa telah melakukan CSR dengan baik. Misalnya, karena telah memberikan beasiswa atau sunatan massal gratis. Padahal, tanpa sadar dan pada saat yang sama, perusahaan tersebut telah membuat masyarakat semakin bodoh dan berperilaku konsumtif, umpamanya, dengan iklan dan produknya yang melanggar nonmaleficience.

 Sumber :
- Harian Pikiran Rakyat, 22 April 2008 Oleh Edi Suharto.

- Penulis, analis kebijakan sosial dan konsultan CSR, Pembantu Ketua I Bidang Akademik STKS Bandung.
http://abhinasd.blogspot.com/2010/11/contoh-kasus-tanggung-jawab-sosial.html

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

praktek tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) oleh korporasi besar, khususnya di sektor industri ekstraktif (minyak, gas, dan pertambangan lainnya), saat ini sedang disorot tajam. Kasus Buyat adalah contoh terbaru–bukan terakhir–tentang bagaimana realisasi tanggung jawab sosial itu. Tulisan ini bermaksud menelaah praktek CSR berkaitan dengan peran aktif masyarakat sipil dalam memaknai dan turut membentuk konsep kemitraan yang merupakan salah satu kondisi yang dibutuhkan dalam mewujudkan CSR.
Dalam artikel “How Should Civil Society (and The Government) Respond to ‘Corporate Social Responsibility’?”, Hamann dan Acutt (2003) menelaah motivasi yang mendasari kalangan bisnis menerima konsep CSR. Ada dua motivasi utama. Pertama, akomodasi, yaitu kebijakan bisnis yang hanya bersifat kosmetik, superficial, dan parsial. CSR dilakukan untuk memberi citra sebagai korporasi yang tanggap terhadap kepentingan sosial. Singkatnya, realisasi CSR yang bersifat akomodatif tidak melibatkan perubahan mendasar dalam kebijakan bisnis korporasi sesungguhnya.
Kedua, legitimasi, yaitu motivasi yang bertujuan untuk mempengaruhi wacana. Pertanyaan-pertanyaan absah apakah yang dapat diajukan terhadap perilaku korporasi, serta jawaban-jawaban apa yang mungkin diberikan dan terbuka untuk diskusi? Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi ini berargumentasi wacana CSR mampu memenuhi fungsi utama yang memberikan keabsahan pada sistem kapitalis dan, lebih khusus, kiprah para korporasi raksasa.
Telaah Hamann dan Acutt sangat relevan dengan situasi implementasi CSR di Indonesia dewasa ini. Khususnya dalam kondisi keragaman pengertian konsep dan penjabarannya dalam program-program berkenaan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Keragaman pengertian konsep CSR adalah akibat logis dari sifat pelaksanaannya yang berdasarkan prinsip kesukarelaan. Tidak ada konsep baku yang dapat dianggap sebagai acuan pokok, baik di tingkat global maupun lokal.
Secara internasional saat ini tercatat sejumlah inisiatif code of conduct implementasi CSR. Inisiatif itu diusulkan, baik oleh organisasi internasional independen (Sullivan Principles, Global Reporting Initiative), organisasi negara (Organization for Economic Cooperation and Development), juga organisasi nonpemerintah (Caux Roundtables), dan lain-lain. Di Indonesia, acuannya belum ada. Bahkan peraturan tentang pembangunan komunitas (community development/CD) saat ini masih dalam bentuk draf yang diajukan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Tak heran jika berbagai korporasi sebenarnya berada dalam situasi “bingung” untuk melaksanakan CSR.
Selain gambaran itu, tampak pula kecenderungan pelaksanaan CSR di Indonesia yang sangat tergantung pada chief executive officer (CEO) korporasi. Artinya, kebijakan CSR tidak otomatis selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika CEO memiliki kesadaran moral bisnis berwajah manusiawi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang layak. Sebaliknya, jika orientasi CEO-nya hanya pada kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan CSR sekadar kosmetik.
Sifat CSR yang sukarela, absennya produk hukum yang menunjang dan lemahnya penegakan hukum telah menjadikan Indonesia sebagai negara ideal bagi korporasi yang memang memperlakukan CSR sebagai kosmetik. Yang penting, Laporan Sosial Tahunannya tampil mengkilap, lengkap dengan tampilan foto aktivitas sosial serta dana program pembangunan komunitas yang telah direalisasi.
Di pihak lain, kondisi itu juga membuat frustrasi korporasi yang berupaya menunjukkan itikad baik. Celakanya, bagi yang terakhir ini, walau dana dalam jumlah besar dikucurkan, manajemen CSR dibentuk, serta strategi dan program dibuat, nyatanya tuntutan serta demo dari masyarakat dan aktivis organisasi nonpemerintah masih tetap berlangsung. Sementara itu, sikap pemerintah sejauh ini masih memprihatinkan.
Secara teoretis CSR mengasumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang penting, khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok masyarakat sipil. Dengan menggunakan alur pemikiran motivasi dasar, berbagai stakeholder kunci dapat memantau, bahkan menciptakan tekanan eksternal yang bisa “memaksa” korporasi mewujudkan konsep dan penjabaran CSR yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia.
Dari perspektif masyarakat sipil, pola kemitraan sangat menguntungkan karena kegiatan bisnis memiliki berbagai sumber daya penting dan kapabilitas yang dapat digabungkan untuk tujuan-tujuan pembangunan. Misalnya, pembangunan infrastruktur industri pertambangan di wilayah pedalaman mampu menyumbang secara signifikan pada penyediaan berbagai fasilitas publik, yang dapat dilihat dalam perkembangan kota Sangatta, Pekanbaru, dan Balikpapan.
Namun, peran masyarakat sipil dalam pendayagunaan berbagai sumber daya dan kapabilitas perlu disalurkan dan diperkuat oleh organisasi nonpemerintah dan pemerintah. Artinya, kemitraan adalah prasyarat dasar. Dalam khazanah kemitraan dikenal istilah “kompetensi inti pelengkap” (complementary core competencies). Kapasitas rekayasa teknis, logistik, finansial, dan sumber daya manusia yang dimiliki korporasi dapat dipadu dengan modal sosial, ekonomi, budaya, dan pengetahuan lokal. Tentu juga dengan kerangka pembangunan yang lebih luas yang dilakukan pemerintah.
Peningkatan posisi tawar masyarakat sipil masih harus diperjuangkan. Masyarakat sipil perlu memainkan peran lebih aktif dalam membentuk wacana tentang CSR. Hal ini mengisyaratkan kalangan organisasi nonpemerintah juga harus lebih memahami agenda CSR. Bukan hanya retorikanya, tetapi juga unsur-unsur terukurnya, seperti aspek legislasi dan berbagai indikator kuantitatif keberhasilan CSR dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada kenyataannya, peta pemahaman organisasi nonpemerintah terhadap masalah ini masih sangat bervariasi. Yang tergolong garis keras condong menentang CSR, karena dianggap produk neoliberal dalam rangka penaklukan masyarakat sipil. Ada yang berkompeten, memiliki komitmen, dan dapat berkolaborasi, tapi jumlahnya masih sangat kecil. Bagian terbesar mungkin malahan hanya free rider.
Dalam era kapitalisme global saat ini, eksistensi kapitalis seperti korporasi multinasional adalah keniscayaan. Menafikan keberadaan mereka dalam dinamika pembangunan di berbagai aspek adalah irasional. Sementara itu, menyiasati kehadiran korporasi dalam kerja sama kemitraan yang sejajar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat bukanlah ilusi. Optimisme dan perjuangan mewujudkan hal itu lebih berarti dari sekadar asal berseberangan.

Pamadi Wibowo
Associate LabSosio Universitas Indonesia

http://www.pdat.co.id/hg/opinions_pdat/2004/09/28/opn,20040928-03,id.html
http://erikatetapbawellzz.blogspot.com/2013/11/artikel-csr-tanggung-jawab-sosial.html

kasus etika utilitarianisme dalam bisnis

VIVAnews - Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (SP KEP) SPSI PT Newmont Nusa Tenggara  menggelar aksi mogok kerja di lingkungan Town Site.

Aksi mogok kerja tersebut juga dirangkai dengan sejumlah aksi demonstrasi menuntut pembayaran gaji kelebihan jam kerja sesuai dengan  Surat Nota Peringatan Hasil Pemeriksaan Kasus (PHPK) Nomor 560/450.32/Nakertrans NTB Tanggal 24 Juli 2010 tentang penghitungan kekurangan pembayaran upah lembur bagi 2.920 ribu karyawan.

Aksi mogok dilakukan untuk menuntut pihak perusahaan untuk segera membayar gaji kelebihan jam kerja.

Ketua Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI PT. Newmont Nusa Tenggara Muhammad Sahril yang dihubungi VIVAnews dari Mataram mengatakan aksi mogok kerja dilakukan hari ini pukul 00.00 WITA hingga 10 Agustus 2010.

Dia memperkirakan aksi mogok kerja tersebut diikuti sekitar dua ribu lebih karyawan PT Newmont baik yang bekerja di roster 4 : 4 -- sebanyak 1.919 orang pekerja, pekerja roster 6 : 3 sebanyak 829 orang dan pada roster kerja 5 : 2 sebanyak 182 orang.

"Karena hingga 29 Juli lalu pihak Management PT Newmont tetap pada keputusan awal maka dengan sangat terpaksa hari ini kami melakukan aksi mogok kerja," kata Muhammad Sahril, Senin 2 Agustus 2010.

Sahril menjelaskan aksi mogok kerja ribuan karyawan PT Newmont yang berlangsung hari ini dilakukan sebagai wujud protes pekerja terhadap sikap Management PT Newmont yang mengulur-ulur waktu pembayaran yang sudah ditetapkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB.

Jumlah pembayaran upah lembur tersebut menurutnya mencapai Rp126 miliar.

Pekerja juga menuntut penghitungan jam kerja berbasis tujuh jam sehari. Sisanya dianggap lembur.

Sementara itu Manager Public Relations PT Newmon Nusa Tenggara, Kasan Mulyono membenarkan adanya aksi mogok kerja karyawan tersebut.

Kata dia,pihaknya tengah melakukan upaya hukum untuk mendapat kejelasan tetang surat ketetapan yang dikeluarkan Disnakertrans NTB tersebut.

"Kami berkomitmen untuk menjalankan ketentuan hukum untuk mendapat kejelasan. Kalau sudah ada ketetapan hukum yang jelas terutama dari pemerintah, baru kami akan menjalankannya."

"Jika memang harus membayar upah lembur tersebut akan segera kami lakukan," kata Kasan Mulyono.
Sementara,  General Manager Operations PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) Darren Hall, mengimbau serikat pekerja di tambang tembaga dan emas Batu Hijau, Sumbawa Barat, untuk kembali ke meja perundingan dan menghentikan mogok kerja.

"PTNNT tetap beritikad untuk melanjutkan perundingan guna mencari penyelesaian yang adil dan bertanggung jawab atas permasalahan ini," kata Darren Hall, dalam keterangan persnya.
"Kami yakin bahwa perundingan belum dilaksanakan secara optimal dan mesti dimulai kembali dengan itikad baik." (hs)


http://nasional.news.viva.co.id/news/read/168356-ribuan-karyawan-pt-newmont-mogok-kerja

Senin, 01 Desember 2014

Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis

Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832). Persoalan yang dihadapi oleh Bentham dan orang-orang sezamannya adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang, secara moral.

1.         Criteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Criteria pertama adalah manfaat , yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.

Criteria kedua adalah manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar)dibandingkan dengan kebijaksanaan atau tindakan alternative lainnya.

Criteria ketiga adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut etika utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.

Secara padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.



2.          Nilai Positif Etika Utilitarianisme

a)   Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita persoalkan keabsahannya.

b)   Dalam kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga criteria objektif dan rasional tadi.

c)    Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.



3.          Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian

a)   Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.

b)   Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga criteria di atas lalu benar-benar dipakai sebagai criteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.



4.          Analisis Keuntungan dan Kerugian

Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan,  kendati benar bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan  membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai pendekatan stakeholder.

Kedua, seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang berkepentingan.

Ketiga¸bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini penting karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.

Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial, melainkan juga baik dan etis.



5.       Jalan Keluar

Tanpa ingin memasuki secara lebih mendalam persoalan ini, ada baiknya kita secara khusus mencari  beberapa jalan keluar yang mungkin berguna bagi bisnis dalam menggunakan etika utilitarianisme yang memang punya daya tarik istimewa ini. Yang perlu diakui adalah bahwa tidak mungkin mungkin kita memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya. Hanya saja, yang  pertama-tama harus dipegang adalah bahwa kepentingan dan hak semua orang harus diperhatikan, dihormati, dan diperhitungkan secara sama. Namun, karena kenyataan bahwa kita tidak bisa memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya, dalam situasi tertentu kita memang terpaksa harus memilih di antara alternative yang tidak sempurna itu. Dalam hal ini, etika utilitarianisme telah menberi kita criteria paling objektif dan rasional untuk memilih diantara berbagai alternative yang kita hadapi, kendati mungkin bukan paling sempurna.

Karena itu, dalam situasi di mana kita terpaksa mengambil kebijaksanaan dan tindakan berdasarkan etika utilitarianisme, yang mengandung beberapa kesulitan dan kelemahhan tersebut di atas, beberapa hal ini kiranya perlu diperhatikan.

a)      Dalam banyak hal kita perlu menggunakan perasaan atau intuisi moral kita untuk mempertimbangkan secara jujur apakah tindakan yang kita ambil itu, yang memenuhi criteria etika utilitarianisme diatas, memang manusiawi atau tidak.

b)      Dalam kasus konkret di mana kebijaksanaan atau tindakan bisnis tertentu yang dalam jangka panjang tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga banyak pihak terkait, termasuk secara moral, tetapi ternyata ada pihak tertentu yang terpaksa dikorbankan atau dirugikan secara tak terelakkan, kiranya pendekatan dan komunikasi pribadi akan merupakan sebuah langkah yang punya nilai moral tersendiri.

Sumber :


Dr. Keraf, A. Sonny. 2006. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius
http://liasetianingsih.wordpress.com/2011/11/23/etika-bisnis-vi-etika-utilitarianisme-dalam-bisnis/

Minggu, 09 November 2014

masalah ekonomi dan bisnis yang sedang trend saat ini


Sebuah trend baru di dunia perekonomian.ekonomi islam,apakah akan bisa mengentas kemiskinana yang melanda berbagai Negara.indonesia dengan SDA (sumber daya alam ) yang begitu berlimpah.namun kemiskinan terus bertambah,pengangguran terus meningkat.malaysia yang justru berbasis Negara federal.ternyata jauh lebih maju dari Indonesia.apakah perlu Indonesia menganut system Negara bagian itu. seperti yang pernah terjadi pasca proklamasi.RIS ( Republik Indonesia Serikat ) pada tahun 1949,ternyata perekonomian saat itu, jauh lebih baik dari kondisi sekarang.

Ekonomi islam,apakah solusi yang tepat.atau hanya trend saja.apakah masyarakat Indonesia terbuka dengan adanya system bagi hasil.atau masih nyaman dengan system bunga.Berikut wawancara informatika dengan kepala Lab.Ekonomi dan Bisnis UGM.dan juga Dosen Fak.Ekonomi Bisnis UGM.Bapak Drs.Dumairy.M.A. beberapa waktu lalu.

Bagaimana kondisi ekonomi sekarang di Indonesia,menurut pengamatan bapak ?

Saat ini Indonesia sedang mengalami permasalahan ekonomi di dua sektor.makro dan mikro.ekonomi makro adalah permasalahan-permasalan global yang bergerak dibidang moneter (uang dan bank ) dan dibidang rill (infrastuktur,pembangunan ).sedang ekonomi mikro lebih kepada permasalahan yang khusus dan nyata dengan kasat mata.seperti pembangunan jalan tol dan lain sebagainya.pemerintah Indonesia saat ini sedang asyik bermain hanya dibidang makro.itu pun pada bagian yang kedua yaitu bidang moneter.bukan pada bidang yang ril.sehingga hanya tampak dari luar baik sedang dalamnya ambruk.

Seperti inflasi rendah.atau sampainya kurs pada angka tertentu.itu hanya sebagai nila saja,sedang bukti nyata dari kemajuan ekonomi itu sendiri belum ada.sebenarnya kalau maslah makro itu bisa diatasi,maka yang mikro pun akan lebih mudah direalisasikan.sehingga banyak investor asing,yang bukan hanya menanam saham tapi juga berbentuk nyata seperti membangun pabrik,sehingga membuka lowongan kerja untuk masyarakat Indonesia.bukan bergerak pada penanaman saham saja.karena itu belum berdampak langsung untuk masyarakat kita.dia hanya membeli saham dan menjual nya lagi.

Terus bagaiman cara menarik investor asing yang bergerak langsung kepada masyarakat,seperti membangun pabrik ?

Investor asing akan tertarik membangun sebuah pabrik kalau infrastuktur di sebuah daerah itu sudah cukup memadai.contoh seorang pengusaha Arab,ingin membangun sebuah pabrik di Sumatra.nah,kalau infrastukturnya amburadul.seperti, jalan belum diaspal,listrik sangat terbatas,dan lain-lainnya.maka mereka pun akan merasa lebih rugi karena harus mengeluarkan modal yang lebih banyak.berbeda kalau semuanya sudah rapi.para investor itu pun akan lebih tertarik.lagi-lagi ini masalah ekonomi mikro yang belum terlearisir.pemerintah Indonesia saat ini lebih suka bermain dengan para investor yang bergerak dibidang jual beli saham.sehingga itu sangat menguntungkan bagi mereka.tapi justru sangat merugikan bagi masyarakat kecil.

Dulu Indonesia lebih maju dari Malaysia,Thailand,Srilanka,dan lain-lain,dalam bidang ekpor-impor barang.sebelum indonesia membuka jaringan dengan Malaysia.tapi setelah Indonesia membuka hubungan dengan Malaysia,dan akhirnya Malaysia belajar segala-galanya dari Indonesia.indonesia tak jauh ketinggalan dari Negara itu.selalu Indonesia nomer dua dari Malaysia di bidang ekpor -impor barang.kelapa sawit yang dulu Malaysia belajar dari Indonesia menjadi Negara peng ekspor terbesar kedua setelah singapura.singapura yang sama sekali tidak memiliki kebun kelapa sawit justru menempati urutan pertama.

Mengenai perbankan syari'ah,apakah akan berpengaruh besar bagi kemajuan perekonomian di Indonesia ?

Perbankan syari'ah sebenarnya ada potensi kesana.mungkin akan lebih ada pemerataan.namun saat ini Indonesia belum punya sekolah khusus,berkaitan tentang ekonomi syari'ah saja.sehingga banyak perusahaan yang merekrut pegawai dari dua elemen,ekonomi sendiri dan mu'amalah syari'ah sendiri.juga sosialisasi untuk ekonomi syari'ah masih kurang.target 5% dari perbankan nasional.sekarang sudah sampai 3 % sehingga perlu pengoptimalan lagi.karena di perbankaan itu,ada sistem bagi hasil dan itu berbeda dengan sistem bunga.selama ini ada selintiran bahwa bagi hasil itu sama dengan bunga.kalau bunga sifatnya tetap.dan diambil dari uang yang dijadikan transaksi.sedang sistem bagi hasil,dia mengambil dari untung yang didapat.adapun jumlah nya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Bagai mana dengan keadaan kurs rupiah sekarang ?

Rupiah sekarang stabil.tapi itu tadi,hanya terlihat sepintas saja.secara global.dan yang menikmati lebih banyak orang atas dari pada orang bawah.berbeda dulu,pernah saat dimana 1$ dollar,hanya 14 Rp.karena peran ekonomi Indonesia saat itu berpengaruh di dunia.sehingga permintaan rupiah meningkat dan harga rupiah naik.sedang sekarang kita belum bisa mempengaruhi perekonomian dunia.sehingga permintaan rupiah turun harga nya pun anjlok.bagaimana cara mempengaruhi dunia.dengan meningkatkan ekpor impor barang.menarik investor asing yang bergerak langsung dengan masyarakat.

Bagaimana tanggapan bapak mengenai kondisi ekonomi mesir, pasca revolusi?

Saya belum sempat mengamati.tapi kondisi ekonomi mesir saat ini terbilang bagus. meski pasca revolusi, masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan pokok.dan harga sembako disini murah.transportasi murah,ini karena pemerintah mesir mau mensubsidikan barang-barang tersebut.mereka rela menanggung beban subsidi yang mereka berikan untuk kesejahteraan rakyat.mereka tidak terlalu memperhatikan omongan dari Negara-negara besar,seperti Amerika dan lain-laninya.berbeda dengan negara Indonesia.mesir tidak lebih kaya dari Indonesia.dari mulai minyak,rempah-rempah,dan sumber daya alam lainnya.kita tau,kita sebagai Negara agraris,seharusnya tidak lagi mengimport beras dari Negara tetangga.terus anda lihat,biaya kehidupan dimesir lebih murah dibanding indonesia.itu karena pemerintah kita takut memberikan subsidi untuk rakyatnya.karena dengan memberikan subsidi,merugikan Amerika Negara-negara besar lainnya.mereka takut nilai APBN turun,padahal APBN yah uang rakyat juga,tapi ko mereka lebih memilih menjaga perasaan Negara-negara besar itu.dari pada harus mensejahterakkan rakyatnya.

Sungguh ironis,dengan pemerintahan sekarang.kenapa ko,untuk rakyatnya sendiri susah.sedang korupsi di Negara kita terbilang keterlaluan.mereka takut dengan ancaman-ancaman Amerika.lemahnya mental pemimpin-pemimpin kita,membuat Indonesia belum juga bisa mandiri.terus bergantung pada Negara lain.kita butuh sosok pemimpin seperti Bung Karno.persetan dengan Amerika.keberaniannya membawa Indonesia disegani masyarakat dunia.

Bagaimana menurut bapak,mengenai sistem Zakat.apakah itu menjadi solusi dari persoalan-persoalan tersebut ?

Zakat itu dalam islam.kalau untuk diluar islam kita sebut sebagai pajak.dan kurang lebih pajak dan zakat memiliki tujuan sama.menarik harta dari orang kaya untuk orang miskin dengan tujuan terjadinya pemerataan itu.baik zakat maupun pajak,kalau benara-benar dijalankan dengan baik,maka itu bisa menjadi solusi baik untuk persoalan - persoalan ekonomi di Indonesia.tapi kan faktanya,baik zakat apa lagi pajak sudah susah mencari lembaga yang benar-benar menjalankan tugasnya.kasus Gayus,sebagai contoh kecil,sehingga masyarakat sudah malas untuk membayar pajak.yah,karena mereka takut uang nya tidak masuk Negara,malah masuk ke perut orang yang tak bertanggung jawab.demikian dengan zakat,ada satu peristiwa saat dimana jumlah muzakki bertambah juga jumlah mustahik nya bertambah.tapi setelah diteliti ternyata mustahik lebih banyak saudara dari si 'amil.jelas orang itu-itu saja,sehingga pembagian zakat pun dibilang kurang merata.sekarang masyarakat lebih memilih lembaga swasta dari pada lembaga milik pemerintah.karena kalau sudah pemerintah,sudah sering sekali banyak kendala.potong sana-potong sini,yah lagi-lagi yang kena imbasnya rakyat.

Malaysia yang hanya memiliki satu ras.tapi menganut sistem Negara federal ,dan itu membuatnya maju,apakah itu bisa dilakukan di Indonesia ?

Malaysia dengan sistem kerajaan.dan memiliki negara bagian yang cukup banyak.membuatnya lebih terkontrol.lihat Negara-negara yang memiliki lahan luas,hampir kebanyakan menganut sistem Negara federal.seperti Amerika,kanada dan lain-lain.indonesia dulu pernah,pada tahun 1949 yang kita dengar sebagai RIS republik Indonesia serikat.dan ternyata pada saat itu memang sektor ekonomi lebih baik dari sekarang.tapi itu dulu.sekarang pemerintah kita tidak mau ada nya seperti itu.tidak apa kalau pemerintah memang tidak ingin negara kita terpecah belah,menjadi Negara bagian.namun sampai saat ini kita belum memiliki sosok pemimpin yang bisa diandalkan.yang siap berkorban untuk kesejahteraan rakyatnya.bersahaja dan disegani seperti Soekarno.atau di India ada Mahatma Ghandi.

Tapi menurut saya,kalau keadaan terus begini.negara federal itu bisa menjadi solusi baik.sehingga terjadinya pemerataan dan penghargaan budaya lokal.selama ini kan bangunan-banguna besar hanya ada di ibu kota dan kota besar lainnya.dan mungkin itu lebih bisa terkontrol.sehingga terjadinya pemerataan.

Terakhir,apa harapan bapak untuk perkembangan perekonomian di Indonesia ?

Harapan saya,adanya solusi rill dari pemerintah.mulai dari infrastruktur prasarana kebutuhan rakyat.seperti pembangunan gedung-gedung sekolah ditempat-tempat terpencil.subsidi tidak tanggung-tanggung.sehingga masyarakat akan nyaman dengan adanya subsidi itu.tak ada lagi budaya korupsi pemerintah yang berlebihan.terus juga kita belum mempunyai sosok pemimpin yang bersahaja itu, yang bangga dengan budaya lokal.saya harap,kedepan sosok pemimpin seperti itu sudah ada di negri kita.terus juga kurangnya kreatifitas pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja untuk golongan rakyat tertentu.kesederhanaan yang masih langka pada pemimpin-pemimpin kita.mereka masih asyik bermewah-mewahan.tentu tidak semua pemimpin kita,tapi itu mendominasi.dan kesadaran penuh dari setiap sektor perekonomian untuk bahu-membahu,bersatu saling melengkapi satu sama lain.tidak adanya tumpang tindih antar sektor,yang berakibat merugikan negara.



M.kompasiana.com/post/read/385550/2/wawancara-bersama-pakar-ekonomi.html


kasus bisnis amoral


Mitos bisnis amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain. Etika justru bertenatangan dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis tiak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.

  • Bisnis memang sering diibaratkan dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat.
  • Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi).
  • Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas.
  • Etika harus dibedakan dari ilmu empiris.
  • Pemberitaan, surat pembaca, dan berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.


Contoh kasus bisnis amoral :
Perusahaan ATM AS Suap Pejabat Bank BUMN Indonesia

TEMPO.CO, New York - Perusahaan penyedia mesin anjungan tunai mandiri (ATM) terbesar asal Amerika Serikat, Diebold Inc., divonis membayar denda US$ 48,1 juta sebagai denda karena telah menyuap bank pemerintah di Cina dan Indonesia, seperti dikutip situs Reuters, Selasa, 22 Oktober 2013. Perusahaan itu juga melakukan penyuapan di Rusia untuk memperlancar bisnis.  Perusahaan sepakat untuk membayar denda US$ 25,2 juta serta menjalani penundaan kesepakatan tuntutan tiga tahun dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Penundaan itu dilakukan untuk menyelesaikan tuntutan yang muncul karena Diebold melanggar Foreign Corrupt Practices Act antara tahun 2005 hingga 2010.  Perusahaan juga akan membayar US$ 22,9 juta sebagai denda kepada United States Securities and Exchange Commission. Kasus ini membuat perusahaan yang berkantor pusat di Ohio menunjuk satu pengawas kepatuhan independen.  Pemerintah setempat menyatakan, perwakilan-perwakilan Diebold di Cina dan Indonesia mengeluarkan sekitar US$ 1,75 juta sebagai hadiah untuk para pejabat di bank-bank pemerintah guna mempengaruhi kebijakan pembelian mereka.  Menurut United States Securities and Exchange Commission, hadiah itu termasuk perjalanan ke Disneyland, Las Vegas, Paris, dan Bali, dengan alasan pelatihan atau pengeluaran bisnis yang sah.
Diebold pun dituding menyuap satu distributor di Rusia sekitar US$ 1,2 juta yang terselubung dalam kontrak melalui telepon. Uang tersebut dibayarkan kepada sejumlah karyawan bank swasta di negara tersebut.  "Pendapatan korporasi tidak bisa ditempatkan di atas hukum, dan penalti hari ini menjelaskan, dengan tegas dan jelas, bahwa tindakan semacam itu tidak bisa diterima," ujar jaksa Distrik Ohio Selatan, Steven Dettelbach.  Departemen Kehakiman menyebut penalti itu mencerminkan kerja sama Diebold mengungkap kasus tersebut. Juru bicara Diebold, Mike Jacobsen, menyebut pengungkapan kasus tersebut sebagai langkah penting bagi perusahaan.  "Penting untuk Diebold mengetahui permasalahan ini, melihat tanggung jawab yang bisa dilakukan, dari investigasi Foreign Corrupt Practices Act," kata dia. Departemen Kehakiman mengajukan persetujuan penangguhan tuntutan dengan pengadilan federal di Akron, Ohio. Sementara itu, United States Securities and Exchange Commission mandaftarkan tuntutan dengan pengadilan federal di Washington D.C.  Persetujuan penangguhan tuntutan memungkinkan suatu perusahaan terhindar dari denda kriminal dengan memenuhi kondisi tertentu. Persetujuan itu bahkan bisa membuat kasus ditutup.  Dalam perdagangan sore kemarin, nilai saham Diebold naik 19 sen menjadi US$ 29,91 di New York Stock Exchange.

Kasus di atas salah satu contoh dari kasus bisnis amoral tentang penyuapan terhadap beberapa negara karna untuk mempelancar bisnisnya dalam penjualan mesin atm yang berasal dari amerika serikat, diebold.permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar dikarnakan perusahaan diebold harus membayar denda di setiap negara akibat kasus tersebut.oleh karna itu seharusnya perusahaan tersebut tau bagaimana menjalannkan bisnisnya dengan baik  tanpa harus menyampingkan nilai-nilai moral dan etika yang dalam kegiatan berbisnis walaupun di zaman yang modern ini sangat banyak sekali pesaing-pesaing bisnis yang kuat.

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/23/087523915/Perusahaan-ATM-AS-Suap-Pejabat-Bank-BUMN-Indonesia

Minggu, 22 Juni 2014

Tugas dan tulisan SoftSkill Bahasa Indonesia


karya ilmiah 


Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.

Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.

“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.” — Eko Susilo, M. 1995:11

Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
1.      Memberi penjelasan
2.      Memberi komentar atau penilaian
3.      Memberi saran
4.      Menyampaikan sanggahan
5.      Membuktikan hipotesa
Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan tulisan non-ilmiah antara lain:
a.       Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam pembahasan masalah.
b.      Lugas –tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.
c.       Logis –disusun berdasarkan urutan yang konsisten
d.      Efektif –ringkas dan padat.
e.       Efisien – hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
f.       Objektif  berdasarkan fakta –setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya, dan konkret.
g.      Sistematis –baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku
Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1.       Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.

2.      Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.

3.       Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.

Ciri-Ciri Karya Ilmiah :
1.      Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.       Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.      Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4.      Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Macam-Macam Karya Ilmiah :
1.       Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

2.      Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.

3.      Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.

Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :

1)      Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

2)      Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.

3)      Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

4)      Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

5)      Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6)      Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

7)      Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

Struktur Kajian Karya Ilmiah
Terdiri dari:
·         Bagian awal yaitu pendahuluan
·         Bagian inti yaitu pokok pembahasan
·         Bagian penutup
Bagian awal merupakan pengantar bagian inti, sedangkan inti merupakan merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari bab atau sub topik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahsana serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

Komponen Karya Ilmiah
Komponen karya ilmiah berfariasi sesuai dengan jenisnya. Namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti. Penutup, dan daftar pustaka. Artikel karya ilmiah yang dibuat dalam jurnal mempersyaratkan abstrak.






CONTOH DARI KARYA ILMIAH

Contoh karya ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Perkembangan manusia pun semakin barkembang pesat. Perkembangan itu membawa perubahan – perubahan besar pada kehidupan manusia. Misalnya, pada pakaian, teknologi, makanan, dsb. Sebagai contoh misalnya Indonesia. Indonesia pada saat ini, sudah mulai mengikuti perkembangan dunia. Hal ini dapat disebut bahwa Indonesia mengalami proses globalisai. Untuk itu, karya tulis ilmiah ini akan memberitahukan dampak – dampak dari globaliasasi dan cara- cara penanggulangan dampak negatif globalisasi.

1.2. Rumusan  Masalah
a)   Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
b)  Bagaimana proses globalisasi?
c)   Hal – hal apa saja yang timbul akibat proses globalisasi?
d)   Pengaruh apa yang dibawa oleh globalisasi?
e)    Bagaimana sikap kita agar tidak terbawa pengaruh arus negatif  globalisasi?

I.3. Tujuan
Tujuannya dari laporan yang saya buat ini adalah :
·         kita dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari proses globaliasasi baik dampak positif maupun dampak negatif.
·         Dan kita dapat mengetahui bagaimana sikap kita dalam menerima perubahan – perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Globalisasi belum memiliki definisi atau pengertian yang pasti kecuali sekedar definisi kerja sehingga maknanya tergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya.
Ada beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa orang sebagai berikut :
1.      Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania, berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.
2.      Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen, Jerman, berpendapat, bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
3.      Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan, berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
4.      Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa Globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.

2.2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.

2.3. Dampak Globalisasi

2.3.1. Dampak Positif
Dampak positif  globalisasi adalah sebagai berikut:
a.       Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c.       Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak positif globalisasi menurut bidangnya, adalah:
1.    Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.
Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
b.    Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c.    Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
2. Globalisasi bidang sosial budaya.
a.  Meningkatkan pemelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
3. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan.
a. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
b. Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
4. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi.
Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis.


2.3.2 Dampak Negatif

Dampak negatif globalisasi adalah sebagai berikut :
a.       Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.      Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.       Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d.      Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

Dampak negatif globalisasi menurut bidangnya, adalah:
1.    Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.
a.       Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
b.       Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Sifat – sifat masyarakatnya adalah pragmatisme, hedonisme, primitif,dan konsumerisme
c.       Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu.
2.      Globalisasi bidang sosial budaya.
a.       Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
b.      Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup berikut ini. Individualisme (mengutamakan kepentingan diri sendiri).

2.4. Pengaruh Globalisasi
        Di Zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh yang mempengaruhi remaja. Ada pengaruh yang positif ada juga pengaruh yang negatif. Sebagai remaja yang baik kita harus memanfaatkan alat - alat / teknologi yang sudah canggih sehingga mampu menguasainya.
       Indonesia adalah negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang baik. Tapi saat ini banyak sekali remaja yang tidak sopan, tidak menghormati orang yang lebih tua darinya. Mungkin itu adalah pengaruh negatif dari Globalisasi. Dan itu menyebabkan pergaulan bebas, narkoba, dll. Hal - hal itulah yang harus kita hindari.
     Tapi kita juga tidak boleh menyalahkan adanya Zaman Globalisasi, karena jika tidak ada Zaman Globalisasi kita tidak akan mengenal alat - alat komunikasi yang canggih. Nilai moral bangsa dinilai dari etika masyarakatnya. Jadi, jika ingin mempunyai nilai moral bangsa yang baik kita harus menjaga etika. Gunakan slogan " Jika ingin dihormati, Hormatilah orang lain." Agar kita sopan terhadap orang lain. Jadi, kita dianggap bangsa yang berbudi baik dimata bangsa lain.
     Etika seharusnya diajarkan sejak dini oleh orang tuanya. Anak biasanya menirukan kegiatan orang tuanya,maka dari itu orang tua seharusnya melakukan kegiatan yang mampu memberikan arti etika baik. Dan mampu dimengerti oleh si anak. Dengan didikan yang baik anak tersebut akan menjadi anak yang sopan kelak. Dan anak tersebut juga harus mempunyai iman yang kuat. Sehingga, mampu melawan pengaruh buruk Globalisasi seperti Narkoba, Sex bebas, dll.

       Oleh karena itu, agar kita tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif globalisasi kita harus mengikuti langkah – langkah seperti berikut:

a.       Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
b.      Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
c.       Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
d.      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
e.       Perlunya perhatian para orang tua dalam memantau pergaulan dan cara hidup anaknya.

2.5. Contoh Kasus
        Ada contoh kasus seorang pria 17 tahun, kecanduan games sejak kelas I SMA. Awalnya ia seorang murid teladan di sekolahnya, kemudian ia menjadi pencandu games setelah perceraian kedua orang tuanya. Akhirnya ia sekarang ini ditangani psikiater karena ia mulai sering membayangkan dirinya menjadi salahsatu pemain peran dari games yang dimainkannya. Ia mulai tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. Latar belakang keluarga, ayah pengusaha, ibunya guru salah satu SM

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
       Kita harus bersikap selektif dalam mengikuti perkembangan globalisasi. Ambilah sisi positif dari proses globalisasi. Dengan adanya proses globalisasi dalam kehidupan, kita dapat memperoleh informasi dengan cepat, membuat kehidupan semakin baik, makin berkembangnya teknologi. Orang tua adalah orang yang berperan penting dalam mendidik anak agar tidak terbawa arus negative globalisasi.

3.2. Saran
       Dengan begitu, kami menyarankan agar kalian jangan sampai terbawa hal – hal buruk dalam pergaulan. Dan untuk para orang tua, kalian adalah orang yang sangat penting dalam hal mengontrol anak anda, apalagi yang memiliki anak remaja, pengawasan orang tua adalah yang paling utama sebelum pengawasan guru, teman, maupun orang lain.
      Dan kalian harus bersikap selektif dalam mengikuti setiap perkembangan globalisasi. Dan gunakanlah teknologi,informasi, dan komunikasi dengan sebaik – baiknya.

3.3. Penutup
          Sekian hal – hal yang dapat kami bahas dan sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata. Mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi kalian. Dan kami mengharapkan sumbangan pikiran, kritikan, maupun saran. Terima Kasih.